Syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah.
Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-hal yang
merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah,
atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban),
bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya.
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar.”
(QS. An Nisa’: 48)
1) Syirik di dalam Al Uluhiyyah
Yaitu
kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak
untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana
Allah Subhanahuwa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam Kitab-Nya menyeru
kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya
kepada-Nya saja. Firman Allah Ta’ala :
“Wahai
manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang
yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan)
dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah :
21-22)
2) Syirik Di Dalam Ar Rububiyyah
Yaitu
jika seseorang meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan,
memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya dari
sifat-sifat ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih
sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.
Orang-orang
terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka menyekutukan
Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta
alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada
kuburan-kuburan seperti kuburan Latta. Sebagaimana Allah kisahkan
tentang mereka :
Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu
mereka akan menjawab : “Allah.” Maka betapakah mereka (dapat)
dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al Ankabut : 61)
JENIS-JENIS SYIRIK
1. Syirik Akbar
Syirik
ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang
yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di
dalam neraka.
Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti :
– memohon dan taat kepada selain Allah
– bernadzar untuk selain Allah
– takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya
– memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati
– mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah
– seperti
meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan
keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui
perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain
Allah.
Macam-macam Syirik Besar
a. Syirik dalam berdoa
Yaitu
meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya (yang terjemahannya):
“Dan
orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa
meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka
tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)
b. Syirik dalam sifat Allah
Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta’ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya):
“Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang
mengetahuinya kecuali dia sendiri.” (QS. Al-An’am : 59). Lihat QS.
Al-Jin: 26-27.
Pengetahuan
tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah,
menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar.
c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)
Mencintai
seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau
menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah
Ta’ala. Mengenai hal ini Allah Ta’ala berfirman (yang terjemahannya):
“Dan
di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah,
adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS.
Al-Baqarah: 165).
Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah
(cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi
dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai
daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah,
hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan
dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun.
d. Syirik dalam ketaatan
Yaitu
ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya,
dalam mendurhakai Allah Ta’ala. Seperti mentaati mereka dalam
menghalal-kan apa yang diharamkan Allah Ta’ala, atau mengharamkan apa
yang dihalalkan-Nya.
Mengenai
hal ini Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) :
Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan
selain Allah. (QS. At-Taubah: 31).
Taat
kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan
menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas,
Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan
kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits
Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).
e. Syirik khauf (takut)
Jenis-jenis takut :
1. Khauf Sirri;
yaitu takut kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, berupa berhala,
thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah
mati, dengan keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada
makhluk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS. Ali Imran: 175).
2. Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya,
seperti: Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban
ditinggalkan. Takut seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik
ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW
bersabda (yang terjemahannya):
“Janganlah
seseorang dari kamu menghinakan dirinya!” Shahabat bertanya: Bagaimana
mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda:
“Yaitu ia melihat hak Allah yang harus ditunaikan, namun tidak
ditunaikannya! Maka Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa
yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan begini?”.
Ia
menjawab: “Karena takut kepada manusia!”. Allah berkata: “Seharusnya
hanya kepadaKu saja engkau takut”. (HR. Ibnu Majah dari Abu Said al
Khudry, Shahih).
3. Takut secara tabiat,
takut yang timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang
buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik,
hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga
dapat dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.
f. Syirik hulul
Percaya
bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi
(bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan
sebagian kaum Sufi yang ekstrem.
g. Syirik Tasharruf
Keyakinan
bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam mengatur
urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada
keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai Pencipta dan
Pengatur alam semesta.
h. Syirik Hakimiyah
Termasuk
syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang betentangan dengan
syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang tersebut
atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang
tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan
memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika
meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.
i. Syirik tawakkal
Tawakkal ada tiga jenis:
–
Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh Allah saja.
Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah semata, jika seseorang
menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah, maka ia termasuk
Musyrik.
–
Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal
jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab menyerahkannya
kepada makhluk termasuk syrik ashghar.
–
Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam
perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan
lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah
seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala, meskipun
urusan itu diwakilkan kepada makhluk.
j. Syirik niat dan maksud
Yaitu
beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal ini
Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya):
“Barang
siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan
mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
akan memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu
apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah
mereka kerjakan”. (QS. Hud: 15-16).
Syirik jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena riya.
k. Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia.
Dari
Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang
terjemahannya): Allah berfirman: “Pagi ini di antara hambaku ada yang
beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata,
kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman
kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan
itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur
kepada-Ku dan beriman kepada bintang”. (HR, Bukhari).
Lihat Fathul Bary, 2/333).
Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang) seperti
yang banyak kita temui di koran dan majalah. Jika ia mempercayai adanya
pengaruh bintang dan planet-planet terse-but maka dia telah musyrik.
Jika ia membacanya sekedar untuk hiburan maka ia telah melakukan
perbuatan maksiat dan dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari hiburan
dengan membaca hal-hal syirik. Disamping setan terkadang berhasil
menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya kepada hal-hal syirik
tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan jalan menuju kemusyrikan.
Kisah Seputar Syirik Besar
Masuk Neraka karena seekor lalat
Thariq bin Syihab
menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang
terjemahannya): Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada
seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula. Para shahabat bertanya:
Bagaimana hal itu, ya Rasulul-lah? Beliau menjawab: Ada dua orang
berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak
seorang pun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu
kurban.
Ketika
itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut:
Persembahkanlah kurban kepadanya! Dia menjawab: Aku tidak mempunyai
sesuatu yang dapat kupersem-bahkan kepadanya. Mereka pun berkata
kepadanya lagi: Persembahkan sekalipun seekor lalat. Lalu orang itu
mempersembahkan seekor lalat, mereka pun memperkenankan dia untuk
meneruskan perjalanan.
Maka
dia masuk neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang
yang lain: Persembahkanlah kurban kepadanya. Dia menjawab: Aku tidak
patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla.
Kemudian mereka memenggal lehernya, karenanya orang ini masuk surga.
(HR. Imam Ahmad).
Dan
termasuk penyembelihan jahiliyah yang terkenal di zaman kita sekarang
ini- adalah menyembelih untuk jin. Yaitu manakala mereka membeli rumah
atau membangunnya, atau ketika menggali sumur mereka menyembelih di
tempat tersebut atau di depan pintu gerbangnya sebagai sembelihan
(sesajen) karena takut dari gangguan jin. (Lihat Taisirul Azizil Hamid,
hal. 158).
2. Syirik Ashghar
Yaitu
setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara tetapi
tidak mengeluarkan dari agama. Ia merupakan dosa besar yang dapat
mengantarkan kepada syirik akbar.
Macam-macam syirik asghar:
a. Zhahir (nyata)
Berupa
ucapan: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): “Barangsiapa yang
bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat syirik”. (HR.
Ahmad, Shahih).
Dan
sabda Nabi SAW yang lain (yang terjemahannya): “Janganlah kamu berkata:
Atas kehendak Allah dan kehendak Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak
Allah , kemudian kehendak Fulan”. (HR. Ahmad, Shahih).
Berupa
amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai
pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda
tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala. Namun
bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak dan menangkal
bala, hal itu termasuk syirik akbar. Imran bin Hushain radiallahu anhu
menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki terdapat di
tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya (yang terjemahannya):
“Apakah ini?”.
Orang
itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi pun bersabda: “Lepaskan itu karena
dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati
sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung
selama-lamanya”. (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang bisa diterima).
Dan
riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu (yang
terjemahannya): Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak
mengabul-kan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan wadaah,
semoga Allah tidak memberi ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam
riwayat lain: Barang siapa menggantungkan tamimah, maka dia telah
berbuat syirik.(Tamimah adalah sesuatu yang dikalungan di leher
anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang
disebabkan rasa dengki seseorang dan lain sebagainya. Wadaah adalah
sejenis jimat).
b. Khafi (tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.
BAHAYA SYIRIK
1. Syirik Ashghar (tidak mengeluarkan dari agama).
a. Merusak amal yang tercampur dengan syirik ashghar.
Dari
Abu Hurairah radiallahu anhu marfu (yang terjemahannya): Allah
berfirman: “Aku tidak butuh sekutu-sekutu dari kalian, barang siapa yang
melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku padanya selain Aku,
maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”. (Riwayat Muslim, kitab
az-Zuhud 2985, 46).
b. Terkena ancaman dari dalil-dalil tentang syirik, karena salaf menggunakan setiap dalil yang berkenaan dengan syirik akbar untuk syirik ashghar. (Lihat al-Madkhal, hal 124).
c. Termasuk dosa besar yang terbesar.
2. Syirik Akbar
a. Kezhaliman terbesar.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13).
b. Menghancurkan seluruh amal.
Firman
Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya jika engkau berbuat
syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang
yang rugi”. (QS. Az-Zumar: 65).
c. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Firman
Allah Ta’ala (yang terjemahannya):Sesungguhnya, Allah tidak akan
mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain itu (syirik)
bagi siapa yang (Dia) kehendaki. (QS. An-Nisa: 48, 116).
d. Pelakunya diharamkan masuk surga.
Firman
Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya barang siapa
menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan jannah baginya dan
tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu
seorang penolong pun”. (QS. Al-Maidah: 72).
e. Kekal di dalam neraka.
Firman
Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya orang kafir, yakni
ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam,
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (QS.
Al-Bayyinah: 6).
f. Syirik adalah dosa paling besar.
Firman
Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang
selain dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS.
An-Nisa: 116).
g. Perkara pertama yang diharamkan oleh Allah.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Katakanlah: Rabbku
hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun
ter-sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan
yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang
Allah tidak menu-runkan hujjah untuk itu dan (meng-haram-kan)
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS.
Al-Araaf: 33).
h. Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lihat Quran surah Al-Anaam: 151.
Katakanlah:
“Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak
kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan
kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang
keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar” Demikian itu yang
diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
( Qs. Al-Anam )
i. Pelakunya adalah orang-orang najis (kotor) akidahnya.
Allah
Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis”. (QS. At-Taubah: 28).
Wallahu’alam Bii Shawab
0 komentar:
Posting Komentar